Mari berhituuung... :p

Rabu, 03 Maret 2010

mengerti tentang sahabat

Masuk lagi nih hari ini... dengan berbagai aktivitas yang terjadi, deadline terus tiap hari... sampai2 berasa jenuh juga...pfiiiuuuhh.... (ayooo nikmatin aja Tik...!!!)
Tiba-tiba membaca sebuah cerita tentang pertemanan.. dan merenungkan, berpikir sejenak...
Ada beberapa hal yang aku dapat nih.. :
Orang terdekat dan tersayang bagi kita adalah orang yang paling berpotensi menyakiti kita, namun itu sebuah pola hidup, konsekuensi dari hidup bersosialisasi.. Ternyata ga mudah menjaga suatu hubungan dengan baik dan terpelihara. Berteman, bersahabat, berhubungan dengan lawan jenis (pacaran), bahkan bersaudara pun haruuuuss benar2 dengan pola yang baik juga untuk menjaga dan memeliharanya.

Mengangkat masaalah itu aku pengen bagi cerita niih...
Seseorang yang berada di sebuah komunitas pertemanan, dikenal paling bijak dan tenang dalam menghadapi masalah, sering menjadi penengah di tengah-tengah komunitasnya, paling sering di ajak share bahkan bergelar "rubbish" saking banyaknya orang yang membuang uneg2 dan amarah, kekesalan, kebahagiaan ke orang itu. Bahkan terkadang menjadi idola karena punya hubungan kasih yang awet dan serasi.
Suatu saat apa yang terjadi.. semua berubah karena sebuah kesalahan yang besar yang terjadi pada diri orang itu.. Semua berantakan, hubungan kasih yang putus berimbas pada hubungan pertemanan yang goyang. Dalam dirinya muncul sebuah perasaan yang sangat senssitif, bisa dikatakann luaaar biasa sensitif lah.. ga bisa berpikir positif, parno, bahkan ada perasaan tertolak.. hal ini membuat sebagian karakternya berubah bahkan nyaris hilang hingga orang-orang berkata "kayaknya, lo ga gitu deh..!!"

Hmmmmmm.... sampai2 tubuhnya lemah hanya memikirkan hal itu, ketika mau move ojn.. patah lagi.. move on.. patah lagi..semua karena bagian2 terpenting dalam hidup sosialnya tdk mendukung.
Apa ya yang harus dia lakukan...??? Sedangkan dia bingung... dia tidak ingin di judge. dia hanya ingin didengarkan.. dihargai segala keputusan yang sudah diambilnya.. didukung.. karena tooh pada akhirnya nanti dia akan tahu jawabannya. Tuhan ga akan kasih yang buruk koq buat anaknya.. biar dia belajar sendiri. Tapi bukan berarti di sudutkan..


Hmmm.. dah mulai rada ngelantur nih gw... Intinya tu cerita adalah Apa yang harus orang itu lakukan ditengah kondisi sosial yang tidak mendukung pilihannya...???

Tiba2 ngatuk nih gw..
TIduur dulu yaaakk..
Dadaaaaaaaaaaahh...
Nite
Gbu All

Tika
(^^,)V

6 komentar:

  1. Mungkin saja tidak ada yang men-judge dia. Itu semua hanya ketakutannya saja. Kemudian menghindar. Bagaimana lingkungan sosialnya mau mendengarkan dia jika dia sendiri menghindar. Kenapa tidak hadapi saja kenyataan yang ada daripada menghindar?
    Baru dari situ bisa mengetahui apakah benar mereka menyudutkan, men-judge atau sebenarnya mereka ingin sekali mendengarkan tetapi tidak ada yang bisa didengar.

    So, kembali lah ke lingkungan sosial, hadapi kenyataan, bukan tinggal dalam dunia buatan. :)

    BalasHapus
  2. Hmmmm... klo misalkan ternyata, belum apa-apa tapi sudah disindir duluan gimana tuh..??
    Mungkin beberapa orang yang bisa mengerti (termasuk dirimu lah San), tapi yang lain..??
    Masalahnya ini bukan masalah sepele yang bisa dijadikan bahan "cengan", apalagi klo yang bersangkutan hampir tdk pernah "cengin" orang lain.
    Sebenarnya bukannya takut, itu SALAH BESAR, tp memang dari diri pribadinya yg belum siap utk menceritakan karena dia pernah mencoba kesebagian orang untuk cerita tetapi ketika ngobrol tanggapannya sprti menerima dibelakang ada ketidak sepahaman sm yg menceritakan, dan itu diketahui olehnya scara tidak langsung. So, dia butuh kesiapan diri untuk menceritakan hal itu dan mungkin tidak bisa kebanyak orang, karena baginya ini bukan sesuatu yang sepele. Cukuuup dalam, karena cukup menguras tenaga dan hampir mematikan karakternya...

    (lebaaaaaaaaayy ga seeehh...hehehehe.. =p)

    BalasHapus
  3. Lebaaaayyy bangeeettt hahahaha...

    Tapi mau sampai kapan menghindar??

    Bukan bahan cengan bagi dia. Bagi org lain belum tentu. Dan kalaupun dicengin, so what? Toh mereka jg cuma ngecengin. Ga usah didengerinlah. Ntar mereka jg diam sendiri.
    Dan ga perlu pusing dgn omongan orang ttg keputusannya. Itu kehidupannya, jln hidup yg dia ambil, keputusan yg dia ambil. Gw yakin teman2nya jg akan ngerti. Masalah cengan mah ngapain ditakutin or dipusingin.

    Malah kalau menghindar, muncul pendapat lain, yang akhirnya menjudge dia. Yah, org salah kan biasanya takut. So, ngapain takut klo ga salah?!

    Masalah cengan jg gw berpikir ga akan segimana bgt koq. Hadapi dengan senyuman atau cengan balik aja. Pelan2 dia bilang ke teman2nya utk ga ngecengin mslh itu jg bisa koq. Yah,walaupun pasti tetap mulut tuh gatel dan sekali2 muncul cengan itu. Yg pasti gw yakin koq teman2nya ngerti. Asalkan biarkan mereka jg utk mencoba mengerti dia.

    Dan kalau merasa lingkungan sosial tdk bisa mengerti dia, padahal dirinya pun BELUM SIAP, jangan salahkan lingkungan sosial. Kan lingkungan sosial GA AKAN BISA NGERTI, klo dia tdk membuka diri. Toh dirinya pun belum siap kan?!

    Belum siap bercerita, ya ga usah cerita. Kayak seleb2 dunk, kalo ditanya "gmn hubungannya dgn si A?" "baik2 saja." atau "kami tetap berteman" atau apalah....aaahh...ga bakat jd seleb tuh org...wkwkwkwk...sini belajar ma gw...LOL

    Ingat, memilih salah satu dari sekian banyak pilihan, pastinya mempunyai resiko masing2. Saat memutuskan untuk memilih salah satu, mau tdk mau, HARUS SIAP menerima dan menghadapi resikonya. Resiko diomongin orang, dicengin, dicaci, etc., hrs udah siap. Klo belum siap, jangan pernah memutuskan pilihan.

    Menguras tenaga dan hampir mematikan karakternya???hmmm...salah sendiri disimpen2 sendiri...ga mau bagi2...berat kan??makanya buang2in lah tuh, biar entengan...Kembali ke lingkungan sosial...Dan hadapi semua resikonya dengan senyuman...

    Yah kecuali mau tenaganya benar2 habis dan karakternya mati sih...hihihi

    BalasHapus
  4. Ngomong atau aksih komentar sm orang lain itu mudah, apalagi kalau tidak mengalami masalah itu secara langsung.. but, itu pendapat kalian lah ya.. It hak dan kebebasan setiap orang untuk berpendapat.

    Ga ada yg menyalahkan lingkungan sosial..
    Tapi, buat kita yg semakin bertambah umur dan dewasa, paling tdk sdh mulai mengertilah bagaimana bersikap & menghargai setiap maslah org. Ada org yg bisa nerima "cengan" tp ada juga orang yg ga bisa nerima cengan. ad byk alasan knp ga bisa nerima cengan, misalnya dlm hal ini, baginya mslh itu ckup dalam, dengan ngupas masa lalu yg begitu manis dan jadi bahan candaan atau "mainan cengan" rasanya nyakitin krn itu terlalu baguus untuk di jadikan olokan seperti itu. Yaa.. sbnrnya bisa diterima c klo begitu..

    INGAT TIDAK ADA YANG MENGHINDAAAARR....!!!!!
    TApi, memang dari diri nya sendiri yang ENGGAK MAU untuk cerita.. So, hargai setiap KEPUTUSAN yang dia buat. Meskipun tdk cerita TOLONG HARGAI segala apa yang menjadi SIKAP & MASALAHNYA dengan tidak "ngecengin" ataupun menganalisa macem2 ttg masalahnya itu. Karena hal itu baginya hanya bisa di ceritakan pada bbrp orang saja.
    Ada orang yang bisa ceritakan masalahnya ke semua orang tapi ada juga orang yg ga bisa kayak gtu San.
    Lagi pula kesibukan pekerjaan cukup mengalihkan masalahnya dia koq. Hanya mungkin saking sibuknya & jarang ngumpul bareng temen2, akhirnya teman2nya berasumsi menghindar. Bisa dimaklumi itu menjadi bagian dari analisa mereka c.

    Mengenai Mematikan karakter...Gimana mau cerita, baru gini aja udh komentarnya kayak gini.. Gimana mau buka hati..!
    (^^P)

    BalasHapus
  5. tapi sudah pernah dicoba belum??
    dicengin enggak??

    ya ya ya...tapi klo emang itu pilihannya ya sudahlah...
    cuma mau mencoba memberi tahu bahwa kemarin2 tdk ada yg men-judge dia...hanya ketakutannya saja...

    but that is her choice... :)

    BalasHapus
  6. anyway...thanks a lot ya my dearest Santi..
    Thanks for your attention.. luph yu..
    Gbu ;)

    BalasHapus